Recent

30 January, 2017

Puisi Ajib Rosidi Ejaan Lama #5

Ibunda


Ia terbudjur
Bumi subur
Lembah-lembah dan gunung
Terlentang tenang
Tangannja mengusap sajang
Perut mengandung.
Matanja njalang
Langit-langitpun hilang
Karena langit penuh bintang
Dan pahlawan menjandang pedang
Naik kuda hitam zanggi
Adalah masadepan si-djabang
jang dalam rahim
Menggeliat geli.
Ia memedjam
Menahan njeri.
Lalu terbajang
Bundanja tersenjum di ambang
,,Tidakkah dahulu
Kusakiti djuga bundaku?”
Keringat bermanik bening
Atas djidat, kening.
Waktu sekali lagi
Menggerundjal kentjang,
Ia mengerang
Dan malam jang lengang
Mendengar lantang
Teriakan si-djabang.


1961




Harituaku


Pabila harituaku tiba, kelak suatu masa
Katjamata tebal atas hidung, bersenandung
Menembangkan lelakon lama. Lalu tersenjum
Memandang bajangan atas katja djendela
Jang putih warnanja, sampaipun alis, bulumata …


Maka namamu ‘kan kusebut, dengan bibir gemetar
Bagai ajat kitab sutji, tak sembarang boleh terdengar
Namun kala itu jang empunja nama entah di nama
Apakah lagi menjulam, duduk bungkuk atas kursi rotan
Ataukan sedang menimang tjutju, mungkin pula telah lama
Aman berbaring dalam tilam penghabisan.


Dan pabila giliranku tiba, terlentang
Dengan kedua belah tangan bersilang
Sebelum Sang Maut mendjemput
Sekali lagi namaku ‘kan kusebut, lalu diam. Mati.


1963


0 komentar:

Post a Comment