Recent

02 August, 2013

Masyarakat Makassar Haruslah Pandai, Cerdas, Bijaksana dan Teliti Memilih Pemimpin Kota Makassar

Surat Suara Resmi
Surat Suara Dalam Pemilihan 
Kondisi Makassar semakin hari semakin panas dengan adanya Isu yang berbau Sosial dan Politik. Apalagi sekarang dengan adanya pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Makassar Periode 2014-2019 pada september mendatang.
Masyarakat harus tau, bagaimana cara memilih pemimpin yang cerdas, bijaksana, dan merakyat. Masyarakat jangan asal pilih saja, sebagaimana anda mendapatkan Uang lantas yang memberikan anda Uang itulah yang anda Pilih. Bagaimana caranya mau maju makassar dan berkembang kalau jadinya "Amburadul". Mana lagi dipinggir jalan penuh dengan baliho, spanduk yang barbau Palsu. Pohon, Tiang Listrik, Rumah Pedagang Kaki Lima, Semuanya di berikan ajanga sosialisasi lewat spanduk dan baliho. Sama saja mengkotori pandangan masyarakat. hahaha.

Masyarakat kembali diberikan cobaan dengan berbagai macam dan jenis program dari para bakal calon untuk mendapatkan dukungan. Mulai dari program bantuan milyaran per kelurahan, beras raskin dan bedah rumah gratis, pendidikan dan kesehatan gratis, listrik gratis, angkutan “pete – pete” gratis, hostpot gratis se-makassar, dan program – program gratis lainnya. Apakah setiap calon terlaksana dengan baik ?

Ini sama halnya permainan Judi, mengapa demikian, karena permainan judi itu saling tawar menawarkan yang di jadikan sebagai alatnya untuk berjudi. Bukan hanya Makassar yah, tetapi di daerah mana saja yang berada di Indonesia. Kalau begini Apakah Politik itu kotor ataukah Sampah, Berjudi dan lain-lain ? Jika kalau Politik itu kotor, sampah, mengapa Politik itu di ajarkan di pendidikan ? dengan alasan supaya kita harus tau, mana yang bahasa Politik, mana bahasa yang betul-betul dari nurani seorang Politikus.

Apakah itu jawaban dari pertanyaan mengapa Politik itu di ajarkan, sedangkan Politik Kotor, Sampah.
Inikan saling bertolak belakang dengan keadaan yang terjadi. (Kontradiksi). Realitasnya hampir dan terjadi seperti barang yang kotor agar bisa merebut "Kekuasaan" yang kotor juga, hahaha.  Masyarakat dengan susah payah mencari rezekinya kesana kemari, lantas diberikan lagi 'Janji Palsu" apakah kata masyarakat itu sendiri ? Tapi masyarakat tetap saja percaya dengan barang kotor itu, denga ucapan, apa boleh buat, kita sebagai orang-orang tak penting di hadapannya, sehinggah kami ikuti saja. Ini salah satu contoh bahwa, masyarakat yang tidak tau, tetap saja ikut arus dengannya.

Makassar Ajang Pencitraan dan Sosialisasi

Para bakal calon walikota dan wakil walikota yang tadinya jarang turun ke masyarakat tiba – tiba getol menghabiskan waktu bersama masyarakat dari lingkungan yang satu ke lingkungan yang lain. Para kandidat yang tadinya susah ditemui saat masih menjabat sekarang tinggal ditelpon maka pasti datang. Malahan acara perkawinan, kematian, akikah dan sebagainya pun didatangi meski tanpa undangan. Itulah fenomena menarik sebelum pilwali atau pemilu yang akan terus menerus kita dapati sampai waktu pemilihan tiba.

Masyarakat juga akan ikut dengan serta merta dengan turut dan bangga kehadiran Para Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota Makassar. Tetapi, apakah masyarakat tau ketika Para calon-calon menjanjikan masyarakat dengan "Janji Palsu". Lantas pasca pemilihan dan terpilih, apakah mereka akan segetol mendatangi warga seperti sebelum pemilihan ? hal inilah yang kadang menjadi kendala dan terlupakan saat telah terpilih. Belum lagi dengan janji – janji Politik selama masa kampanye, apakah dapat tercapai atau tidak, hal itu menjadi nomor kesekian dalam prioritas. Fenomena seperti inilah yang membuat angka golput dimana – mana semakin meningkat karena berkurangnya rasa kepercayaan terhadap calon yang ada.



Bagaiaman jikalau masyarakat banyak Golput ? Salah satu pengalaman yanng terjadi adalah memilih yang tidak jelas, sehingga akhirnya tidak jelas juga. Maka dari itu peningkatan Golput harus semakin di tingkatkan, jangan dikurangi. Meskipun ada banyak yang berjanji dengan keseriusannya, biarkan saja orang-orang yang memilihnya mereka saja merasakan jeleknya. Masyarakat yang Golput ikut tertawa saja. hahaha. Jika prediksi angka golput di Makassar masih tinggi seperti yang dilangsir oleh beberapa konsultan dan lembaga penelitian politik di Makassar maka dapat dikatakan bahwa tingkat kepercayaan terhadap proses pilwali semakin menurun.

Hal ini mungkin saja dikarenakan ketidak puasan sebagian masyarakat terhadap kepemimpinan sebelumnya yang belum mampu memenuhi ekspektasi sebagian masyarakat tersebut. Artinya sebagian masyarakat tadi akan berpikir bahwa kedepan siapapun yang terpilih tidak akan mampu membawa perubahan dan memenuhi ekspektasi yang diinginkan. Apalagi jika sebagian bakal calon walikota dan wakil walikota Makassar masih diisi dengan wajah – wajah lama yang pernah dan atau masih bersinggungan dengan pemerintahan sebelumnya baik itu secara struktur pemerintahan, kepartaian maupun ikatan kerjasama/bisnis.

Olehnya itu, disinilah masyarakat diminta untuk menjadi pemilih cerdas yang akan menjatuhkan pilihan politik nantinya dengan tanpa mempertimbangkan kedekatan etnis, emosional, dan berbagai aspek tak logis rasional lainnya. meskipun nuansa skeptisme pasti terus menyelimuti benak setiap calon pemilih ini.

 Masayarakat Harus Cerdas Memilih

Golongan Putih Bagi Tidak Yang Memilih
Golongan Putih Bagi Tidak Yang Memilih
Selamat Anda Baru Saja Golput Hore
Selamat Anda Baru Saja Golput Hore
Tentunya dari sekian banyak calon yang ada, masyarakat kota Makassar dapat menentukan pemimpin kota Makassar baru selanjutnya berdasarkan rekam jejak, latar belakang pendidikan, keahlian dan programnya. Artinya mesti yang paling mumpuni dan sinergi dengan visi Makassar kedepannya. Beberapa calon walikota dan wakil walikota memiliki kompetensi yang mumpuni baik yang diperoleh di dalam maupun luar negeri. Artinya tinggal masyarakat kota Makassar yang harus cerdas memilih nantinya.
Salahsatu contoh perilaku pemilih cerdas adalah dengan memilih calon pemimpin yang berkompetensi internasional entah itu dari sisi wawasan, pendidikan maupun sertifikasi keahlian namun mampu berbuat secara lokal yang akan menyelesaikan persoalan Makassar. Sehingga visi Makassar tersebut dapat terwujudkan dan bukan menjadi mimpi belaka. Selamat memilih.

0 komentar:

Post a Comment