SENI DAN MASYARAKAT
Secara teori memang mudah memahami hubungan antara masyarakat dan keseniannya. Hal ini dapat benar apabila suatu masyarakat masih merupakan suatu kesatuan monolit, keutuhan, berdasarkan tempat terbatas. Misalnya, pada masyarakat suku yang terasing. Dengan masyarakat yang demikian itu akan seger terlihat antara perilaku seorang dengan wilayah kebudayaannya. Seorang dari kanekes (baduy dalam), misalnya, segera akan dikenal sebagai warga kanekes. Dengan demikian, akan segera pula diketahui nilai dasar kebudayaan mereka dan semua sub-nilai lainnya.
Masyarakat Indonesia sekarang bergerak di kebudayaan daerah atau kesukuan menjadi kebudayaan nasional. Sedangkan, Masyarakat barat, ahli sosiologi seni jerman yang membagi seni masyarakatnya menjadi 4 golongan yaitu ;
1 Masyarakat seni budaya elit yang merupakan masyarakat yang mempunyai segi kerohanian manusia, termasuk intelektualitas.
2 Masyarakat seni ini anggotanya meliputi kaum terpelajar ,hanya saja kebayakan menjujung tinggi nilai profesional. Mereka inilah para lulusan akademi militer, kaum medis, kaum teknokrat, kaum pengusaha dsb. otak mereka cerdas cara berpikir mereka logis, pengetahuan mereka cukup apresiatif.
3 Nilai seni populer rata rata memiliki nilai baku yang konvesional, mempunyai nilai pengetahuan yang baku pula, dan logika dipentingkan. Jenis film mereka adalah produk Hollywood yang baku, tontonan mereka pertunjukan konvesional yang bermutu, bacaan mereka buku.
4 masyarakat seni massa adalah masyarakat campur-aduk yang rata-rata berpendidikan rendah atau menegah. Selera seni mereka dilayani oleh produk massa seperti radio, televise, kaset, video dan masyarakat seni .
LATAR SOSIAL SENI
Sebuah karya seni ada karena seorang seniman menciptakannya.dan seniman itu selalu berasal dan hidup dari masyarakat tertentu. Namun sebelum dirinya muncul sebagai seniman, dia sebagai anggota suatu masyarakat, belajar kehidupan dari masyarakatnya. Dia di didik oleh tata nilai masyarakat. Ia mengkondisikan dirinya dengan nilai-nilai masyarakat. Misalnya dia seorang sastrawan, dia juga harus mulai belajar berkesusastraan dari sastra masyarakatnya. Seperti di sebuah sanggar atau lembaga pendidikan seni rupa yang lain.seorang seniman biasanya memulai dengan mendidik dirinya dengan kehidupan zamannya dan tradisi kesenian masyarakatnya. atau dengan cara di kenalkannya dalam pendidikan sesuai di masyarakat.
Seniman tidak harus terikat pada perangkat nilai yang di masyarakatnya. Ia bahkan dapat mengubah nilai-nilai itu. Ia dapat mengenal nilai baru yang belum di kenal masyrakatnya, dasarnya tetap bertolak dari struktur nilai yang sudah ada. Seniman juga bisa bebas dari struktur, tetapi kebebasannya tetap demi baikan idealistik strukturnya. Setiap seniman dengan seninya tetap akan mencerminkan struktur sosialnya, dalam artian tolak dari sana dan barulah kemudian memainkan kebebasan eksistensinya sebagai seniman.
SENI SEBAGAI PRODUK MASYARAKAT
Seniman adalah makhluk yang peka dan keenam dalam mendeteksi ketidak beresan pratik hidup. Seni merupakan produk masyrakatnya adalah benar sepanjang dipahami bahwa karya seni jenis tertentu itu oleh masyarakat karena memenuhi fungsi seni dalam masyarakat tersebut. Itulah gambaran keinginan bersama masyarakat, nilai-nilai yang mereka setuju bersama, nilai-nilai yang diharapkannya. Jadi seni itu produk masyarakat, karena setiap masyarakat memiliki nilai-nilai kontesknya sendiri yang mendukung seni dalam fungsi tertentu.
MASYARAKAT SEBAGAI PRODUK SENI
Seni mempunyai fungsi dalam kehidupan manusia, bukan semata-mata fungsi kenikmatan, keindahan bentuknya, melainkan keindahan isinya. Tetapi lembaga seni adalah lembaga dalam lingkup spiritual atau kejiwaan manusia, dekat dengan lembaga agama dan filsafat. Seni dapat dinilai mengandung kritik masyarakat dan kritik manusia, juga mengandung propaganda. Di katakan berupa kritik masyarakat karena makhluk sosial yang selalu terlibat dengan manusia lain hidup sehari-harinya. Tugas seni adalah menyempurnakan manusia. Kesempurnaan ada di alam lain yang abadi, alam,ide. Seni mempengaruhi manusia secara spiritual, dan perubahan spiritual akan mempengaruhi perubahan tindakan. kalau tidak demikian mengapa seni selalu punya peminat di lingkungan umat manusia? Seni bukannya tanpa pamrih, setidak-tidaknya ditinjau dari isinya.
SENI DALAM KONTEKS MORAL
Moral hanyalah salah satu segi saja dari kehidupan ini. Satu-satunya moralitas yang dapat dituntut dari seniman adalah kejujurannya. Seorang seniman yang melakukan penipuan dalam karya seninya akan jelas runtuh namanya sebagai seorang seniman. Seniman yang tidak punya etika seni, bisa jadi moralitasnya seorang seniman benar-benar amburadul, tetapi selama dalam berkarya jujur pada dirinya, dia otentik, asli, maka itulah moralitasnya.
SENI DAN ILMU PENGATAHUAN
Seni menyangkut penghayatan dalam sebuah pengalaman estetis, seni menghasilkan sesuatu yang belum ada menjadi ada, pendekatan seni mengarahkan pandangannya kedalam lubuk batin manusia, di sudut-sudutnya yang tersembunyi dan rahasia. Sedangkan ilmu menyangkut masalah rasional, empiris terhadap suatau objek ilmu, ilmu selalu berdasarkan apa yang sudah ada.
Seorang seniman tidak bisa memperlakukan sebagaimana seorang ilmuwan memperlakukan ilmu. tanpa ilmu seni seorang penanggapan akan mampu mengahayati karya seni secara lama, terutama berdasarkan pengalamnya dalam menghayati karya seni. Padanya akan tumbuh suatu naluri yang peka dan penghayatan karya seni. Hanya saja klau diminta penjelasan sebuah karya seni itu istimewa nilainya ,dia tak mampu secara ilmiah
SENI POLITIK
Seni dan politik sungguh bertentangan secara diametral kalau dari sisi pencarian kebenaran. Kebenaran politik amat bersifat kontekstual dan sementara, sedangkan seni bersifat umum dan kekal. Kaum politikus harus mempunyai tingkat apresiasi seni baik. Seni diciptakan bukan demi kesenangan estetis saja, tetapi menguak rahasia eksitensi dan esensi manusia yang selalu merupakan sphinx penuh teka-teki.
PERNAK-PERNIK SEJARAH SENI
Karya seni yang mencerminkan jiwa zaman, dalam arti merekam system nilai budaya zamannya, biasanya hanya terdapat dalam karya seni yang ‘’biasa’’ atau bahkan seni kecil atau seni minor. Pernak-pernik seni sejarah seni berkaitan erat dengan budaya sezaman dan setempat dari suatu masyarakat bangsa. Setiap zaman memiliki system nilai seninya sendiri. Pernak-pernik sejarah seni juga menyangkut kajian tentang perubahan system nilai seni. Adanya inovansi dari para senimannya secara internal berdasarkan tradisi seninya sendri, atau adanya pengaruh luar eksternal, dapat menimbulkan perubahan sistem nilai mengisyaratkan adanya kreativitas seniman yang ikut menentukan masa depan.
SENI DAN JARAK IDEOLOGI
Pada akhirnya seni adalah sebuah pemikiran. Kenyataan yang berlangsung di lingkungan hidup seniman adalah kenyataan yang di landasi oleh ideologi sosial masyarakat. Seniman itu sendiri hidup dalam ideologi sosial tertentu. seni menerapkan ‘’jarak ideologi’’ dapat menilai, melihat segalanya secara objektif,untuk memberikan penilaian dengan pilihan bebas nilai dalam dunia seninya yang khas miliknya, baik secara berbentuk maupun seniman lebih dekat dengan dunia filsafat dan agama, daripada ilmu, sebab dunianya adalah dunia nail, bukan fakta.