
Oleh : Kahfi Lubahsa
Dia tertanam dalam godaan para konglomerat yang merasut tubuhku pada waktu sengganku. Bekerja saat tubuh tak menyadari ucapan tuan. Perkataan tuan menjadi nyawa dalam tubuhku. Sedangkan tubuh bagi dia telah hilang akibat ulah sistem kerja tuan.
Sehari dia bekerja bersama mesin dalam hitungan waktu dua belas jam. Berlarut-larut memandang bentuk sebuah mesin dan melihat mesin telah bekerja, hingga tubuhnya mengikuti bahasa dan gerakan mesin. Bunyinya sudah tak asing lagi dia mendengarnya. Iramanya hanya monoton sama ketika dia bersuara pada rekan pekerja.
Membuat dia semakin patuh pada ucapan mesin, menghiraukan apa perkataan tuan. Seakan mesin adalah tubuh baginya dan tuan adalah jiwanya. Lalu tubuh bagi dia apa ? baginya hanyalah mesin ? segala organ tubuh yang dia miliki teratur pada sistem kerja mesin.
#2
Dia telah menjadikan tubuhnya sebagai alat pekerja bagi mesin dan tuannya. Dia berusaha menyuruh gerak pada tubuhnya agar terbiasa pada pekerjaannya. kebiasaan itu dia jaga walau terluka pada anggota tubuhnya. Sampai batas kemampuan tubuh kepada tuannya.
Dalam dirinya tersugesti bahwa tubuh yang kuat adalah tubuh menjadi alat. Telah lama dia menjalani kehidupan petani. Tubuhnya tak diragukan pada setiap kali dia mengerjakan tanah tuannya. Kadang kala dia mendapatkan luka pada tubuhnya saat dia bekerja mengangat hasil garapannya.
Menjabat tangan pejabat seringkali dia temukan pada acara pemilihan jabatan. Bertemu para tubuh pejabat seolah tegar dan dia melihat kami pekerja seakan tubuh kami sedang rapuh. Mencitrakan tubuhnya dengan pada tubuh-tubuh kami yang katanya sedang rapuh.
#3
Tubuh tegar borjuis dia gunakan sebagai pelampiasan nafsu bagi tubuh-tubuh yang dia inginkan. Keberadaan borjuis telah merubah segala keadaan menjadi tubuh tertunduk. sehingga terjadilah perubahan besar-besaran, dari tubuh ke mesin, mesin ke robot. Tubuh bukanlah robot dan robot bukanlah tubuh.
0 komentar:
Post a Comment