Oleh : Waliyulhamdi
Menurut cerita orang-orang di pulau ini, mahluk itu memiliki 2 bola mata yang besar dan tak berkelopak. Letak matanya pun tak seperti biasanya, agak diatas hampir di jidat. Tangannya dua namun jari-jari pada setiap tangan berjumlah delapan dan lentur seperti tentakel namun ujungnya seperti jari manusia pada umumnya, jari-jarinya tdk menggenggam tapi melilit. Telapak kakinya besar dan lebar-lebar. Dia juga punya ekor namun bentuknya menyerupai ekor ikan pari tapi ujungnya mirip ekor kuda. Satu lagi organ tubuh aneh yang katanya dimiliki mahluk itu, dia memiliki sepasang sayap seperti sayap naga.
Sepasang sayap inilah yang kadang membuatnya dianggap bisa terbang padahal dia hanya melompat, berlari dan meluncur cepat dengan bantuan jari-jarinya yang menyerupai tentakel dan lentur, saat sedang meluncur kedua sayapnya mengepak secara refleks senada dengan gerakan tubuhnya. Organ-organ tubuh yang lain tak jauh berbeda dengan organ tubuh manusia pada umumnya.
Orang-orang sudah jarang melihat kehadiran mahluk itu namun semua penduduk asli pulau ini tak memungkiri keberadaannya. Namun entah mengapa hanya pada anak-anak berusia di bawah 8 tahun mereka sering menampakkan diri dan anak-anak yang pernah melihat mahluk itu pasti akan menceritakan pada orang tua mereka sambil menunjukkan sebuah pisang pemberian mahluk itu. Mungkin ada juga anak-anak yang memang tak pernah melihatnya atau enggan menceritakan pada orang tua mereka pengalaman bertemu dengan mahluk itu. Anak-anak yang bercerita pada orang tuanya, pengalaman bertemu mahluk itu dan menunjukkan pisang pemberiannya bahwa akan ditanggapi dengan senyuman dan orang tuanya akan menganjurkan si anak untuk memakan pisang itu karena itu adalah hadiah spesial untuknya.
Pisang pemberian mahluk itu adalah pisang terbaik yang pernah ada namun selain mahluk itu tak ada yang tahu dimana pohon pisang seperti itu tumbuh. Di pulau ini memang banyak pisang namun banyak pisang yang dari baunya, bentuk dan warnanya mirip. Setelah melalui penelitian ternyata sangat jauh berbeda, dari baunya ada perbedaan ketajamannya, dari ukurannya biasa kalau tdk lebih besar pasti lebih kecil sekian mili, dari warna ada perbedaan intensitas warnanya. Pada saat dimakan, bagi orang dewasa tak akan terasa perbedaannya namun menurut pengakuan beberapa anak, pisang itu terasa betul perbedaannya di lidah mereka.
Banyak orang di luar pulau ini yang punya anak kecil setelah mendengar cerita orang atau membaca dalam catatan perjalanan tentang mahluk itu dan pisangnya sengaja menetap di pulau ini sampai anaknya berusia 8 tahun ke atas, mereka pada umumnya percaya cerita tentang mahluk itu beserta pisangnya dan berharap anaknya akan bertemu dengan mahluk itu lalu diberi hadiah pisang yang mereka percaya bisa menambah kecerdasan anaknya. Pada awalnya warga pulau ini membuka rumah-rumah mereka untuk para pendatang, setiap pendatang pasti akan meninggalkan pulau ini dengan cerita indah.
Salah satunya adalah cerita berbagai olahan pisang menjadi berbagai makanan, dari kue-kue sampai makanan pokok yang semuanya sangat memanjakan lidah. Namun semakin banyaknya pendatang maka warga pun mulai kewalahan di tambah lagi mulai populernya istilah "agro wisata" dan "wisata kuliner" maka mulailah didirikan penginapan-penginapan di tengah-tengah perkebunan pisang dan di penginapan itu pun disiapkan restourant bergaya khas rumah perkebunan yang menyajikan berbagai makanan dari hasil olahan pisang yang tentu saja sudah diberi sedikit variasi dengan sentuhan tangan para chef yang memang ahli mengolah pisang.
Semua penginapan dan restourant adalah milik para pebisnis dari luar, warga pulau yang tanahnya dipakai hanya diberi tanggung jawab sebagai pengelolah. Untuk tetap melestarikan cerita tentang mahluk pemberi pisang pada anak-anak, di pintu masuk pelabuhan dibangun patung mahluk itu lengkap dengan pisang yang dililitnya dan dalam posisi seperti menyodorkannya pada setiap orang yang melihatnya. Patung mahluk itu juga bisa ditemui di hampir setiap penginapan dan restourant dengan sedikit modifikasi untuk penyesuaian dengan corak masing-masing penginapan atau restourant.
Namun itu cerita lalu.
Pulau ini kini jadi seperti pulau mati karena pernah sangat ramai dan dinamis lalu tiba-tiba menjadi sunyi. Sebahagian besar perkebunan pisang dibiarkan terbengkalai, begitupun penginapan-penginapan dan restourant-restourant ditinggalkan begitu saja oleh para pemilik dan pengelolahnya. Penghuni pulau ini pun tinggallah penduduk asli yang sebahagian besar sudah tua, hanya beberapa anak muda yg tersisa. Banyak anak muda pulau ini yang ikut pergi bersama gelombang kepulangan para pendatang. Meski mereka yang tersisa sudah berumur rata-rata hampir 1 abad, mereka masih bisa mengurus perkebunan walau tak bisa lagi seluas perkebunan yang mereka urus saat masih muda.
Semua penginapan dan restourant adalah milik para pebisnis dari luar, warga pulau yang tanahnya dipakai hanya diberi tanggung jawab sebagai pengelolah. Untuk tetap melestarikan cerita tentang mahluk pemberi pisang pada anak-anak, di pintu masuk pelabuhan dibangun patung mahluk itu lengkap dengan pisang yang dililitnya dan dalam posisi seperti menyodorkannya pada setiap orang yang melihatnya. Patung mahluk itu juga bisa ditemui di hampir setiap penginapan dan restourant dengan sedikit modifikasi untuk penyesuaian dengan corak masing-masing penginapan atau restourant.
Namun itu cerita lalu.
Pulau ini kini jadi seperti pulau mati karena pernah sangat ramai dan dinamis lalu tiba-tiba menjadi sunyi. Sebahagian besar perkebunan pisang dibiarkan terbengkalai, begitupun penginapan-penginapan dan restourant-restourant ditinggalkan begitu saja oleh para pemilik dan pengelolahnya. Penghuni pulau ini pun tinggallah penduduk asli yang sebahagian besar sudah tua, hanya beberapa anak muda yg tersisa. Banyak anak muda pulau ini yang ikut pergi bersama gelombang kepulangan para pendatang. Meski mereka yang tersisa sudah berumur rata-rata hampir 1 abad, mereka masih bisa mengurus perkebunan walau tak bisa lagi seluas perkebunan yang mereka urus saat masih muda.
Berhentinya orang-orang berdatangan ke pulau ini disebabkan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh sekelompok pelajar dari universitas yang menemukan fakta bahwa peningkatan perkembangan otak dan kecerdasan anak-anak yang pernah menetap beberapa tahun di pulau ini adalah mereka mengkonsumsi pisang.
Pisang diketahui memang banyak mengandung unsur-unsur yang bisa membantu perkembangan otak anak. Hasil penelitian inilah yang kemudian menjadi alasan para pebisnis penginapan dan restorant memilih angkat kaki dari pulau ini, padahal mereka telah menjadi daya tarik utama untuk datang ke pulau ini. Para pebisnis lebih tertarik mengembangkan bisnis restaurant pisang mereka di tempat yang lebih dekat dengan konsumen jadi konsumen dimanja dengan tidak perlu lagi menyebrangi lautan hanya untuk menikmati kuliner pisang yg sangat berguna bagi perkembangan otak.
Ditambah lagi saat ini dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika sedang dilakukan berbagai percobaan untuk menciptakan jenis pisang seperti pisang terbaik pemberian mahluk pemberi pisang di pulau ini. Jika percobaan menciptakan jenis pisang terbaik berhasil maka di mata mereka sempurnalah akhir kisah unik dari pulau ini.
Lalu bagaimana dengan mahluk aneh dan unik yang katanya di setiap penampakannya di hadaan anak-anak selalu memberi pisang ? mahluk itu masih akan tetap hadir di pulau ini selama masih ada pohon pisang yang berbuah dan masih ada manusia yang suka makan pisang.
Dan menurut cerita orang-orang tua di pulau ini, mereka yang pernah memakan pisang pemberian mahluk itu meski dia pergi ke ujung dunia pasti akan kembali ke pulau ini bersama anak-anak mereka.
Percayalah itu !
Sumber gambar : http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/...
Pisang diketahui memang banyak mengandung unsur-unsur yang bisa membantu perkembangan otak anak. Hasil penelitian inilah yang kemudian menjadi alasan para pebisnis penginapan dan restorant memilih angkat kaki dari pulau ini, padahal mereka telah menjadi daya tarik utama untuk datang ke pulau ini. Para pebisnis lebih tertarik mengembangkan bisnis restaurant pisang mereka di tempat yang lebih dekat dengan konsumen jadi konsumen dimanja dengan tidak perlu lagi menyebrangi lautan hanya untuk menikmati kuliner pisang yg sangat berguna bagi perkembangan otak.
Ditambah lagi saat ini dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika sedang dilakukan berbagai percobaan untuk menciptakan jenis pisang seperti pisang terbaik pemberian mahluk pemberi pisang di pulau ini. Jika percobaan menciptakan jenis pisang terbaik berhasil maka di mata mereka sempurnalah akhir kisah unik dari pulau ini.
Lalu bagaimana dengan mahluk aneh dan unik yang katanya di setiap penampakannya di hadaan anak-anak selalu memberi pisang ? mahluk itu masih akan tetap hadir di pulau ini selama masih ada pohon pisang yang berbuah dan masih ada manusia yang suka makan pisang.
Dan menurut cerita orang-orang tua di pulau ini, mereka yang pernah memakan pisang pemberian mahluk itu meski dia pergi ke ujung dunia pasti akan kembali ke pulau ini bersama anak-anak mereka.
Percayalah itu !
Sumber gambar : http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/...
0 komentar:
Post a Comment