Recent

04 November, 2013

Demokrasi Versi Kotor

Dalam bukunya Demokrasi dan Demokratisasi (Georg Sorensen), jelas bahwa pengertian sebuah demokrasi tidak jauh dari mekanisme kapitalisme, meskipun dilakukan pemilihan umum, tapi demokrasi yang sesungguhnya hanya menjadikan sebuah perdebatan yang panjang dan tidak mengakhiri sebuah keputusan yang ada. Karl marx (1818-1883) dalam suatu masyarakat kapitalis, suatu pasar bebas dan Negara yang berdasarkan warga Negara yang secara politis merupakan sebuah formalitas saja. Akan tetapi kenyataannya bahwa pemerintahan sebenarnya hanya dijalankan oleh kapitalis. Jadi karl marx menegaskan bahwa satu-satunya jalan untuk mencapai persamaan politik dan ekonomi adalah menghilangkan sistem kapitalis, dan menjalankan sistem sosialisme, guna memujudkan masyarakat yang demokratis.

Dalam perdebatan mengenai hubungan antara kapitalisme dan demokrasi, ada tradisi liberalis bahwa hanya sistem kapitalis yang menyediakan kebebasan dan demokrasi. Tradisi Marxis menemukan bahwa basis kapitalisme harus di gantikan sosialisme sebagai basis demokrasi. mengenai perbincangan di atas, ada baiknya kalau kita membahas demokrasi di suatu negara yang khusus, misalnya indonesia. Pada zaman soekarno di kenal dengan demokrasi terpimpin, soekarno dinyatakan akan dijadikan sebagai presiden seumur hidupnya, akan tetapi berbagai macam politik yang dilakukan oleh berbagai tokoh-tokoh yang ada, maka dari itu soekarno tidak menjadi presiden seumur hidup, dan soekarno lah salah satunya yang mencetuskan demokrasi terpimpin tersebut. Pada zaman soeharto dikenal dengan demokrasi pancasila, dimana segala tindakan yang dilakukan akan berhubungan dengan pancasila, akan tetapi tidaklah demikian, melainkan melarikan dari pancasila.

Demokrasi pada masa yang sekarang adalah demokrasi kapitalis atau demokrasi sebatas pemilihan saja. ketika mualinya dilakukan pemilhan umum, entahkah itu presiden, gubernur, walikota, dan bupati. selalu saja terjebak dalam demokrasi yang tidak sesunggunya. misalnya, pada saat terjadinya kampanye sering saja mengankat nama baik rakyat, setelah terjadinya pemilihan, maka yang terjadi dalm masyarakat adalah di perbudak. artinya apa, demokrasi yang sebetul-betulnya mengundang perdebatan sangat panjang untuk mengetahui seberapa dalamnya demokrasi. hanya saja yang biasa dilakukan hanya sebatas pengertian demokrasi saja.
Ketika anggota masyarakat menderita kekurangan gizi dan sakit-sakitan, partisipasi dalam persoalan ini sangat sulit di pertahankan, ketika masyrakat sering kali menderita kelaparan dan merajalelanya penyakit. harapan atas demokrasi sejati adalah NAIF.

Dalam hal ini untuk mengenai arti demokrasi tidak banyak membantu. pandangan tersebut tidak banyak memandu dalam menentukan demokratisasi suatu negara. untuk keperluan itu kita memerlukan konsep demokrasi yang tepat untuk mengenal secara jelas esensi demokrasi. Dengan kata lain, kita perlu memotong perdebatan dalam rangka mencari alat untuk mengenali wajah pokok demokrasi, sebagai bentuk pemerintahan oleh rakyat. pengertian sempit yang terfokus pada demokrasi sebagai jenis sistem politik tertentu akan sangat membantu. Dalam pengertian yang luas, demokrasi bukan hanya sebuah sistem politik, melainkan sistem sosial dan ekonomi. Dengan kata lain, kalau menggunakan pengertian luas kita hanya saja menemukan sedikit sekali, jika sungguh-sungguh ada.

Menurut Dahl Tentang Demokrasi Ada Delapan Macam :

1. Kebebasan dalam membentuk organisasi.

2. Kebebasan mengeluarkan pendapat.

3. Hak Memilih.

4. Kesempatan menjadi pejabat pemerintah.

5. Hak bagi pemimpin politik guna mendapatkan dukungan.

6. Sumber sangat alternatif. 7. Pemilihan bebas dan adil.

8. Lembaga yang membuat kebijakan pemerintah, tergantung pada suara dan frefensi lainnya.

Prinsip yang kedelapan tersebut membuat definisi t entang demokrasi politik. Namum keperluan praktis akan berguna untuk mendefinisikan lebih ringkas yang merangkum elemn-elemen dasar demokrasi politik. Pada dasarnya ada tiga elemen demokrasi politik,Pertama, Kompetisi, Partisipasi, Kebebasan Politik, dan Sipil.


                                                                                                                    Makassar 2013

0 komentar:

Post a Comment