Dalam dinamika yang terjadi di masa sekarang banyak hal-hal yang sangat mesti diperbincangkan. Mengenai permasalahan sosial, ekonomi, politik, bahkan kebudyaan. Ketika masyarakat telah asik dipertontonkan berbagai macam masalah yang telah dipublikasan oleh Media, maka masyrakat telah fokus terhadap persoalan publikasi media. Ada apa dengan Media ? Untuk meluruskan pikiran masyarakat terhadap persoalan seperti ini, ada baiknya kita memikirkan bagaimana pikiran masyarakat terhadap Media. Realitas yang terjadi pada masyarakat se-akan-akan Media inilah yang mampu dikatakan sebagai alat propokator masyrakat untuk kepentingan-kepentingan individu, kelompok, bahkan keluarga.
Betapa banyak masalah pada masyrakat. Ketika kita ingin mengetahuinya kita perlu namanya “analisis sosial”, Mengapa diperlukan ? Analisis sosial adalah wadah untuk memikirkan terjadinya dinamika-dinamika dalam sosial. Misalnya, Media memberitakan sebuah kasus “Perkelahian”, masyarkata akan disibukkan oleh berita-berita akan perkelahian, akibat dari sebuah peran Media terhadap pemberitaannya. Di luar kasus “Perkelahian” yakin dan percaya bahwa ada lagi kasus-kasus yang tak dapat diberitakan oleh media, karena berita-berita yang mereka ingin angkat tidak mampu mengdobrak pikiran masyrakat. Artinya bahwa “masyarakat akan digerakkan oleh media, bukan masyarakat yang menggerakkan media.” Hal-hal seperti inilah mesti yang diperhatikan dalam masyrakat, bukan hanya sibuk dengan urusan transaksi saja.
Meskipun ada yang memikirkannya, tetapi kekuatan mereka tak mampu mengalahkan kekuatan penggerak masyarakat. Manusia selalu akan melakukan hal-hal yang menjadi kebiasaan bagi kehidupannya, makanya jangan heran ketika masyarakat telah kebiasaan melihat berita Media dalam kehidupannya, karena lagi-lagi kepada kebiasaannya. Itu tak bisa dipersalahkan, karena masyarakat jadikan Media sebagai informasi mereka untuk mengetahui “masalahnya sendiri.”
Dari berbagai pemaparan di atas, apakah ada yang lucu, menarik, bahkan menyedihkan ? dalam permasalahan masyarakat memang sangat susah-susah gampang untuk memecahkan permasalahannya, karena permasalahan masyarakat tak semudah memecahkan “piring kaca”, yang hanya di lempar saja “piring kaca” itu sudah pasti pecah. Lagi-lagi tak semudah itu. Jika ada yang mengatakan bahwa masalah masyarakat mudah untuk di pecahkan, ada baiknya yang berkata seperti itu ke “laut saja”. Pikiran inilah yang mesti menjadi pondasi bagi yang memikirkan masalah-masalah masyarakat. Bukan sekedar memikirkan saja, tetapi tindakan, dan ancaman mesti juga digunakan sebagaimana mestinya. Ini bukan lagi masa dimana masa orde baru.
Kebebasan bukan berarti “bebas”, tetapi kebebasan ada yang mesti diperebutkan. Artinya bagaimana pun bebasnya orang, pasti masih ada yang mereka harus ikuti. Kebiasaan inilah yang terkadang sulit diperbaharui di lingkungan masyrakat, karena lingkungannya sangat dominan terhadap perbuatan-perbuatan yang suka dilakukan dengan gaya bebas. Perpaduan antara gaya kehidupan dimasyarakat dengan berbagai macam faktor-faktor yang mengajaknya melakukan tindakan bebas. Banyak orang semaunya untuk berbuat bebas, akan tetapi bebasnya sangat dibatasi. Apakah itu yang dinamakan BEBAS/? Akibat dari sistem kita yang digunakan oleh para elite politik dan sistem itu sengaja dibuat dalam masyarakat, agar masyarakat mengampil tindakan biasanya di artikan sebagai kebebasan.
0 komentar:
Post a Comment