Mendengar kata takut sama halnya ketika kita mengejar sesuatu dengan semangat yang biasa sekali, kita mencoba lalu gagal, lalu tidak mau lagi mencobanya itu sama halnya dengan kata takut. Nah seperti inilah yang dinamakan kata "TAKUT". Seorang anak muda pergi kesuatu tempat. Tempat yang dia pergi itu adalah warung kopi (WARKOP). Dengan tujuan berbincang-bincang kepada seseorang yang mungkin dia kenal atau temannya sendiri. Perbincang di mulai dengan tema asal-asalan, mereka sedang asik mendengarkan dan sedang asik menjelaskan. Ketika rasa takut sudah hilang stengah, maka menikmati rasa kopi yang telah disediakan oleh si palayan Warung Kopi (WARKOP), betapa legahnya apabila rasa takut sudah hilang dari diri mereka. Perbincangan di mulai.
Pertanyaan pun di mulai. Pertanyaan pertma : Ada apa dengan Presiden kita ? Pertanyaan kedua : Mengapa Presiden kita melakukan demi kepentingan pribadinya ? Sebagai contoh kalau memang Presiden kita mendengarkan kita, knapa masih banyak "Masukan" belum di selesaikan. Pertanyaan Ketiga : Siapa Presiden kita ? Perdebatan telah "Panas" dengan situasi dan kondisi di maksimalkan dengan apa adanya. Kalau begitu mari kita bahas pertanyaan pertama : Ada apa dengan Presiden kita ? Ada apa, kalau kita melihat realitas yang sekarang bagaimana masyarakat kita telah mengemis kepada Presiden, "Mengemis" seperti apakah yang dimaksud ? "Mengemis" dalam artian adalah peraturan yang di buat itu berdasarkan UUD kan masih banyak yang perlu di perbaharui, jadi kata "Mengemis" bukan artian menjelekkan, tetapi banyak unsur yang mempengaruhi kata tersebut.
Kembali kepada pertanyaan pertama, memang Presiden kita bagaimana cara kerjanya ? pertama, masyarakat setengah mati memikirkan kondisinya, tetapi adakah rasa belah kasian dari Presiden kita ? kedua, apakah kita berdiskusi seperti ini akan mendapatkan kesimpulan yang bisa langsung merubah ke Presiden kita ? rasanya ada beberapa tahapan yang musti diselesaikan dalam waktu panjang untuk hasil diskusi kita bisa sampai kepada Presiden kita. lanjut ke prtanyaan kedua, Mengapa Presiden kita melakukan demi kepentingan pribadinya ? pertama adalah dari pihak mereka ada mesti yang di untungkan, meskipun dengan cara menghalalkan segara cara. Itu yang pertama. kedua, bagaimanapun caranya untung atau rugi kembali ke yang pertama.
Jadi pertanyaan anda ada pada analisis keuntungan, meskipun kita jadi korban keuntungan mereka. jadi janganlah heran teman-teman ketika mereka mengerjakan sesuatu demi kepentingan pribadi mereka. memang semua orang mau untung tetapi merekakan Presiden kita, bukan orang yang tidak di kenal, wahai teman-teman pertanyaan anda bagus sekali untuk mendiskusikanya. lanjut ke pertanyaan ketiga, Siapa Presiden kita ? presiden kita memiliki nama, hanya saja pertanyaan teman berada di ruang lingkup identitas jabatan. mungkin ada pertanyaan baru dari teman yang mau menjawabnya, maksud dari pertanyaan anda bagaimana ? apakah pada jabatannya ataukah cara kerjanya yang tidak sesuai dengan PANCASILA dan UUD ? kembalikan kepada si petanya yang ketiga, seperti itulah maksudnya yang telah anda ucapkan kepada si penanya ke tiga.
Kalau begitu mari kita jawab dengan sama-sama, kita kupas dengan tuntas bagaimana tindak lanjutnya. Oke. Pertama berbicara pada Pancasila dan UDD, kita mesti mengupas sedikit tentang sejarah bagaimana Soekarno dulu memikirkannya. Dengan adanya lima sila apakah ke-lima sila tersebut sudah berjalan dengan bagus dengan sama kepemimpinan Presiden kita yang sekarang ? Mungkin Pertanyaan anda mesti disimpan dulu di draf, sebagaimana pertanyaan ketiga, berbicara Bangsa dan Negara.
Pada akhirnya kami memilih melanjutkan diluar forum, di karenakan kita dibatasi oleh ruang dan waktu untuk membahas secara mendalam ke tiga pertanyaan tersebut. Meskipun ada tiga pertanyaan tetapi jawabannya ada seperempat buku tulisan. Rasa takut pada awalnya hilang dan pada akhir kembali lagi Rasa Takut Itu.
Pertanyaan pun di mulai. Pertanyaan pertma : Ada apa dengan Presiden kita ? Pertanyaan kedua : Mengapa Presiden kita melakukan demi kepentingan pribadinya ? Sebagai contoh kalau memang Presiden kita mendengarkan kita, knapa masih banyak "Masukan" belum di selesaikan. Pertanyaan Ketiga : Siapa Presiden kita ? Perdebatan telah "Panas" dengan situasi dan kondisi di maksimalkan dengan apa adanya. Kalau begitu mari kita bahas pertanyaan pertama : Ada apa dengan Presiden kita ? Ada apa, kalau kita melihat realitas yang sekarang bagaimana masyarakat kita telah mengemis kepada Presiden, "Mengemis" seperti apakah yang dimaksud ? "Mengemis" dalam artian adalah peraturan yang di buat itu berdasarkan UUD kan masih banyak yang perlu di perbaharui, jadi kata "Mengemis" bukan artian menjelekkan, tetapi banyak unsur yang mempengaruhi kata tersebut.
Kembali kepada pertanyaan pertama, memang Presiden kita bagaimana cara kerjanya ? pertama, masyarakat setengah mati memikirkan kondisinya, tetapi adakah rasa belah kasian dari Presiden kita ? kedua, apakah kita berdiskusi seperti ini akan mendapatkan kesimpulan yang bisa langsung merubah ke Presiden kita ? rasanya ada beberapa tahapan yang musti diselesaikan dalam waktu panjang untuk hasil diskusi kita bisa sampai kepada Presiden kita. lanjut ke prtanyaan kedua, Mengapa Presiden kita melakukan demi kepentingan pribadinya ? pertama adalah dari pihak mereka ada mesti yang di untungkan, meskipun dengan cara menghalalkan segara cara. Itu yang pertama. kedua, bagaimanapun caranya untung atau rugi kembali ke yang pertama.
Jadi pertanyaan anda ada pada analisis keuntungan, meskipun kita jadi korban keuntungan mereka. jadi janganlah heran teman-teman ketika mereka mengerjakan sesuatu demi kepentingan pribadi mereka. memang semua orang mau untung tetapi merekakan Presiden kita, bukan orang yang tidak di kenal, wahai teman-teman pertanyaan anda bagus sekali untuk mendiskusikanya. lanjut ke pertanyaan ketiga, Siapa Presiden kita ? presiden kita memiliki nama, hanya saja pertanyaan teman berada di ruang lingkup identitas jabatan. mungkin ada pertanyaan baru dari teman yang mau menjawabnya, maksud dari pertanyaan anda bagaimana ? apakah pada jabatannya ataukah cara kerjanya yang tidak sesuai dengan PANCASILA dan UUD ? kembalikan kepada si petanya yang ketiga, seperti itulah maksudnya yang telah anda ucapkan kepada si penanya ke tiga.
Kalau begitu mari kita jawab dengan sama-sama, kita kupas dengan tuntas bagaimana tindak lanjutnya. Oke. Pertama berbicara pada Pancasila dan UDD, kita mesti mengupas sedikit tentang sejarah bagaimana Soekarno dulu memikirkannya. Dengan adanya lima sila apakah ke-lima sila tersebut sudah berjalan dengan bagus dengan sama kepemimpinan Presiden kita yang sekarang ? Mungkin Pertanyaan anda mesti disimpan dulu di draf, sebagaimana pertanyaan ketiga, berbicara Bangsa dan Negara.
Pada akhirnya kami memilih melanjutkan diluar forum, di karenakan kita dibatasi oleh ruang dan waktu untuk membahas secara mendalam ke tiga pertanyaan tersebut. Meskipun ada tiga pertanyaan tetapi jawabannya ada seperempat buku tulisan. Rasa takut pada awalnya hilang dan pada akhir kembali lagi Rasa Takut Itu.
Semoga Bermanfaat. :)
0 komentar:
Post a Comment